Perlatihan keterampilan akrilik yang bertempat di salahsatu lingkungan pendidikan tinggi terkemuka di Jakarta ini, tak hanya menarik minat mahasiswa juga Ketua dan para pengajar di kampus tersebut. Waket I STIE Widya Persada, Dr. Intan Arsitia, SE. MM yang antusias mengikuti rangkaian pelatihan hingga selesai, menganggap pelatihan ini menstimulan peserta untuk tergerak berwirausaha. Satu hal yang tepat dan sejalan dengan semangat Kampus WP, sebutan beken perguruan tinggi tersebut.
Belajar Hal Baru
“Keterampilan ini memacu para peserta didik dan lingkungan sivitas akademika STIE Widya Persada untuk mengembangkan potensi dan kreatifitas yang bermanfaat bagi semua khalayak,” imbuhnya (27/11/13).
Perempuan yang mengambil disertasi S3 tentang koperasi ini, juga menganggap animo mahasiswa tersalurkan untuk terus mengembangkan bakat yang dimiliki dan akan berguna di kemudian hari.
“Mereka termotivasi untuk mempelajari hal-hal baru. Bagaimana akrilik ternyata bisa dibentuk menjadi berbagai produk menarik dan diminati, seperti bros, gelang dan kalung. Atau ornamen yang mempercantik, mulai dari lampu, kotak tisu hingga botol minum. Pokoknya, yang tidak tahu jadi paham dan yang suka jadi cinta.” Tuturnya. Untuk itu, ia berharap, pelatihan handycraft berbahan baku murah dan menciptakan banyak lapangan pekerjaan ini dapat terus berlanjut.
Sementara itu, Direktur Eksekutif LAZNAS BMT ICMI, Husnul Yakin, SE, mengatakan, pelatihan hasil kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan LKP Adenis ini memiliki tiga konsep pemberdayaan.
“Pertama, ada pengetahuan. Sebelum mereka mengikuti kegiatan ini kita berikan pengetahuan kewirausahaan lebih dulu. Kedua, keterampilan. Mereka diberikan ketrampilan kreasi akrilik. Ketiga, memupuk sikap. Ketika mereka sudah paham akan mengerjakan apa, tahap selanjutnya adalah bergerak mengerjakan. Insya Allah, kita terus dampingi. Apalagi instruktur dan pengajarnya sangat terbuka dalam mentrasfer ilmunya,” pungkas dosen muda ini.
LAZNAS BMT ICMI 